Perkembangan pasar mobil di Indonesia saat ini ada perubahan, di perkotaan banyak orang yang lebih memilih mobil bertransmisi otomatis. Sedangkan di luar kota masih banyak orang yang lebih memilih transmisi manual. Saat ini mobil transmisi manual masih lebih banyak digunakan di Indonesia.
Transmisi manual masih banyak digunakan orang luar kota karena dianggap lebih murah dan lebih responsif saat digunakan berkendara. Namun, ketika mobil bertransmisi manual diajak masuk kedalam kemacetan maka rasa keungulan transmisi manual yang disebutkan sebelumnya menjadi sirna.
Transmisi manual memiliki penyakit yang sering datang pada kopling. Padahal kopling pada transmisi manual merupakan bagian penting agar mobil dapat dikendalikan dan melaju. Penyakit pada transmisi manual ini disebut kopling ngempos.
Anda dapat mengetahui mobil anda terkena kopling ngempos dengan gejala sebagai berikut:
- Pada awalnya perpindahan gigi terasa susah atau keras
- Pedal Kopling terasa kasar dan menjadi keras
- Bila sudah parah Kopling terasa ringan seperti lunglai dan tidak berfungsi saat diinjak
- Transmisi tidak dapat dipindahkan ketika mobil sudah dinyalakan
- Dengan gejala diatas otomatis mobil tidak dapat diajak jalan.
Kopling ngempos dapat terjadi pada semua jenis kopling pada mesin bertransmisi manual. Baik kopling yang bekerja secara hidrolik ataupun kopling yang bekerja secara manual. Namun, lebih sering terjadi pada kopling sistem hidrolik. Pada sistem kopling hidrolik terdapat bagian master kopling atas, master kopling bawah dan minyak kopling yang kesemuanya harus bersinergi dan tidak bocor.
Untuk penggunaan mobil bertransmisi manual, pengemudi akan sering sekali menggunakan kopling bila terjadi kepadatan lalu lintas. Keseringan penggunaan kopling dapat memicu kerja kopling secara terus menerus bahkan sampai lupa tidak melepas kopling secara penuh. Berkendara di terik siang hari saat macet juga akan menambah beban kerja kopling karena proses pemuaian.
Penyakit kopling ngempos dapat terjadi karena berbagai sebab. Pada umumnya penyakit ini berhubungan dengan kondisi kabel kopling untuk sistem kopling mekanis ataupun cairan minyak kopling untuk sistem hidrolis.
Agar mobil terhindar dari penyakit kopling ngempos maka sebaiknya pemilik selalu mengecek kuantitas dan kualitas minyak pelumas kopling untuk jenis kopling hidrolik. Minimal memeriksa jumlah minyak kopling apakah masih diatas batas bawah yang ditunjukkan di level pengisian minyak kopling.
Bila mobil transmisi manual bekerja dengan sistem kopling mekanis, sebaiknya bila kopling mulai menunjukkan gejala terasa berat saat diinjak segera dibawa ke bengkel. Bila dipaksakan dengan kopling yang berat bisa-bisa kabel kopling putus dan mobil tidak dapat berjalan lagi.
Posting Komentar