Lampu depan mobil akan menjadi komponen yang sangat penting, terutama saat digunakan ketika hujan dan pencahayaan jalan yang kurang dimalam hari.
Pada umumnya lampu depan tidak butuh perawatan khusus. Namun penyakit yang sering terjadi pada lampu tersebut adalah terjadinya pengembunan yang bisa mengganggu tampilan dan sorot lampu. Kejadian lampu berembun akan lebih banyak terjadi pada saat musim hujan, karena air bisa masuk kecelah mika dari rumah lampu.
Konsep pengembunan yang terjadi pada lampu depan, hampir sama seperti proses yang terjadi pada tangki bahan bakar kendaraan. Saat ada ruang kosong yang bisa dimasuki udara maka akan memicu terjadinya kondensasi. Terlebih lagi terjadi perbedaan tekanan udara diluar dan didalam mika rumah lampu.
Pengembunan pada lampu bisa terjadi karena kebocoran pada mika lampu, lem yang rusak, atau dari batok lampu yang berlubang. Menurut penjelasan Anjar Rosjadi yang dikutip oleh media nasional mengatakan bahwa proses pengembunan pada lampu terbagi menjadi dua yaitu secara alami satu lagi terjadi akibat adanya kebocoran.
Ciri-ciri pengembunan yang terjadi akibat proses alami adalah terlihat adanya embun yang sedikit dan tidak menjadi titik-titik air. Proses pengeringannya pun juga lebih cepat sehingga mudah hilang pada saat lampu mobil dinyalakan.
Sedangkan pengembunan yang diakibatkan karena kebocoran cirinya yaitu embun yang terbentuk sudah menjadi titik-titik air dan bila dibandingkan, kadar embunnya lebih banyak dan susah kering. Sehingga akan mengganggu sorot lampu yang dipancarkan.
Kebocoran yang terjadi seringkali memang tidak tampak secara kasat mata. Namun karena lampu depan memang posisinya terhembus angin paling dulu jadi potensi untuk kemasukan udara dan air tentu sangat besar.
Demikian tulisan kali ini, semoga bermanfaat.
Posting Komentar